Jawaban:
MIRIS jika membaca tentang kasus-kasus kekerasan terhadap anak-anak atau perempuan bahkan disertai dengan kekerasan seksual. Bak bola salju, kasus ini terus mendera negeri ini seolah menghukum negeri yang katanya terkenal dengan budaya sopan santun ini. Apalagi beberapa pelaku kekerasan terhadap anak-anak dan perempuan adalah juga anak-anak. Apakah nilai-nilai luhur bangsa ini yang sopan dan santun serta penuh rasa tepa selira (tenggang rasa) sudah memudar sehingga kasus-kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak dan perempuan terus terjadi? Ancaman hukuman berat dengan tambahan pemberatan hukuman sudah dikeluarkan pemerintah. Pemberatan hukuman memang memunculkan pro dan kontra. Pihak-pihak yang pro-kontra berdebat soal benar atau tidaknya pemberatan hukuman melalui kebiri kimia. Terus berdebat sejak perppu tentang pemberatan hukuman ini dikeluarkan pemerintah hingga kemarin. Ketika mereka berdebat, di sisi lain, kasus kekerasan seksual berulang di beberapa daerah seperti di Semarang (Jateng), Jakarta, Makassar (Sulsel), dan Manado (Sulut). Bukankah akan lebih baik hentikan perdebatan tersebut dan kembali peduli terhadap para korban dan memberikan hukuman berat kepada para pelaku. Banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak, sekali lagi memunculkan pertanyaan banyak pihak, apa penyebabnya? Tentu akan cukup sulit mencari penyebab inti dari semua yang telah terjadi. Namun, pengawasan orang tua terhadap anak-anak semakin memudar sehingga fungsi kontrol terhadap anak-anak semakin longgar. Fungsi kontrol yang mengharuskan interaksi antara orang tua dan anak tidak maksimal bahkan tidak terjadi. Hubungan mereka menjadi renggang, hingga orang tua tidak tahu apa kegiatan anak, begitu juga dengan anak tidak mengetahui kegiatan orang tua.
[answer.2.content]